Pada zaman dahulu kala tersebutlah
dua orang pemuda yang berniat ingin merantau. Seorang berasal dari daerah Buton yang bernama
La-Abo, dan satu orang lagi dari etnis Cina yang bernama Singkek.
Mereka bertempat tinggal di Buton.
La-Abo dan Singkek
pun telah bersahabat sejak kecil.
Mereka
berdua sangat berhasrat untuk merantau ke luar dari daerah mereka. karena ingin
memperbaiki kehidupan mereka agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Merekapun mengatur rencana dengan baik, segala perbekalan dan kebutuhan
mereka di dalam perjalanan nanti mereka persiapkan.
Esok paginya, dengan sebuah sampan
kecil, mereka pun berlayar mengarungi lautan luas. Telah berhari-hari mereka mengarungi
lautan. Perbekalan mereka sedikit demi sedikit mulai habis sebab
jarak tempuh ke suatu pulau sangatlah jauh.
Perjalanan tidak mungkin diteruskan
tanpa perbekalan, membuat La-Abo dan Singkek pun mengubah rencana. Hingga
akhirnya mereka memutuskan melabuhkan sampan mereka ke sebuah pulau kecil
yang kosong, tiada berpenghuni untuk
mencari persediaan makanan.
Pada awalnya mereka hanya menetap
untuk beberapa hari saja di pulau kosong tersebut, tetapi setelah melihat
kondisi pulau yang alamnya tidaklah liar dan jauh dari hewan-hewan buas, serta
mereka bisa menemukan persediaan makanan dengan mudah.
La-Abo dan Singkek pun
tidak meneruskan perjalanan mereka. Sebaliknya mereka mulai betah untuk tinggal
di tempat tersebut.
Mereka berdua pun tinggal di pulau
kosong yang belum bernama itu. La-Abo dan Singkek membawa keluarga mereka untuk
tinggal bersama mereka. Satu- persatu pohon-pohon ditebang dan semak-semak
mulai dibersihkan agar memperlancar aktivitas mereka.
Hingga dari waktu ke
waktu pulau tersebut berkembang dan orang-orang dari luar daerah mulai
berbondong-bondong ikut pindah dan menetap di pulau itu.
Tak terasa beberapa tahun telah
berlalu, pulau tersebut makin lama makin
berkembang dan maju, hingga La Abo dan Singkek pun telah meninggal dunia.
Warga pulau ini belum sempat memikirkan nama apa yang
pantas untuk pulau tersebut, melihat keadaan seperti itu, akhirnya warga setempat bertitik
tumpu pada orang yang pertama kali mendiami pulau ini.
La Abo dan Singkek lah orang yang
pertama menjejakkan kaki dan mendiami pulau tersebut.
Mereka pun sepakat untuk menamai pulau tersebut
dengan menggabungkan kedua nama orang tersebut, yaitu La-Abo Singkek, atau
sekarang lebih dikenal dengan nama pulau Dabo Singkep.
Penyebutan nama La-Abo Singkek menjadi Dabo Singkep, saya
juga masih bingung, sebab belum mendapat informasi yang begitu rinci.
Boleh jadi, karena pengucapan dan
logat sebuah daerah membuat kata-kata tersebut menjadi Dabo Singkep.
Saat ini kuburan La-Abo berada dekat di jalan
Lorong Fajar, Dabo Singkep, dan kuburan Singkek terdapat dua versi yang
berbeda tentang lokasi keberadaannya, versi pertama menyebutkan kuburan
Singkek terletak di pemakaman Bukit Leban Dabo Lama, Dabo Singkep dan versi
kedua kuburan Singkek terletak di pulau Lalang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar